Beranda > Kata-kata Mutiara > Kata-Kata Mutiara Mario Teguh

Kata-Kata Mutiara Mario Teguh


mario teguh

mario teguh

Anda pasti kenal dengan Mario Teguh sang Inspirator yang wajahnya sering menghiasi salah satu TV swasta di Jakarta, dan juga seorang bergerak di bidang Bussiness Efectiveness Consultant. Selain wajahnya yang teduh sekaligus pembawaannya dalam menyampaikan yang khas. Tentu yang takkan pernah terlupakan adalah tips dan motivasinya. Berikut ini adalah Tips Motivasi dari Mario Teguh mudah-mudahan menjadi pemompa semangat bagi kita yang ingin maju.

Engkau yang sedang kecil hati,
Ketahuilah, bahwa
Untuk menang, engkau tidak harus menang.
…Berhasil menghindari kekalahan besar, adalah juga kemenangan.
Maka besarkanlah hatimu.
Jika sulit bagimu untuk menang, sederhanakan kekhawatiranmu, dan cobalah untuk menghindari kekalahan besar.
Dengannya, tanpa kau sadari, sesungguhnya engkau sedang membangun kebiasaan untuk menjadi pemenang secara alamiah.
Besarkanlah hatimu.
Tugasmu bukanlah untuk berhasil. Tugasmu adalah untuk mencoba.

Adik-adik saya yang baik hatinya,
Sambil menunggu sahabat kita yang lain memilih opsi dalam MTSC POLL sebelum ini, ijinkan kakakmu ini mengingatkan, bahwa
Cinta memang penuh harapan yang indah, tapi cinta bukan hanya tentang harapan.
…Kebaikan yang kau lakukan karena cintamu hari ini, adalah pembangun kelanjutan kebaikan hidupmu.
Janganlah mendasarkan keputusanmu dalam cinta, hanya pada harapan yang tidak terhubungkan dengan yang kau lakukan saat ini.
Dalam cinta, kebaikan yang kau lakukan, lebih penting daripada kebaikan yang kau harapkan, dan amat sangat jauh lebih penting daripada yang dijanjikan oleh dia yang kau harapkan akan setia mencintaimu.
Engkau yang memperhatikan kualitas tindakan, akan lebih waspada terhadap tipu daya cinta.
Perhatikanlah tindakan. Kejujuran ada disitu.

Berhati-hatilah dalam pelampiasan kemarahanmu.
Janganlah engkau merasa aman karena engkau hanya melampiaskannya sebentar, tidak lama, dan segera setelah itu engkau bersabar lagi, dan meminta maaf.
Sekejap meledaknya kemarahan, sama dengan kejapan ledakan bom atom.
…Bagaimana engkau bisa mengharapkan hati orang lain akan seutuhnya pulih dari kerusakan yang terjadi dalam sekejap itu?
Marahlah, tapi gunakanlah tenaga dari kemarahanmu untuk justru menaikkan kelasmu.

Adikku yang baik logika keberhasilannya,
Jika engkau tak bersedia untuk berkeringat, hapuslah kata ‘sejahtera’ dalam bahasamu.
Jika engkau tak bersedia melembutkan hatimu dengan kasih sayang, maka kata ‘damai dan bahagia’ bukan bagian dari hidupmu.
…Dan jika engkau tak melatih hatimu untuk bersyukur, maka kata ‘cukup dan jujur’ tak akan menarik bagimu.
Dengannya, engkau akan hidup dalam impian yang menggelisahkan, marah untuk hal yang tak jelas, sibuk dengan yang semakin mengkalutkan hidupmu, dan mengejar yang tak akan menyampaikanmu.
Maka,
Serahkan dan baktikanlah hatimu kepada Tuhan, agar Dia menjadikan Kekuasaan-Nya sebagai kehebatan kerjamu, Kelembutannya-Nya sebagai keramahan hatimu, dan Cinta-Nya sebagai daya tarik pribadimu, dan agar Dia membesarkan telaga rezekimu.

Sahabat dan adik-adik saya yang berhak untuk memutuskan bagi kebahagiaannya,
Saya biasanya positif, tapi saya paling ngeri mendengar seseorang bersedia menikahi orang berkebiasaan buruk, dengan alasan cinta dan keyakinan bahwa orang bisa berubah.
Bukti telah banyak membuktikan kebalikan dari yang diharapkan.
…Maka, janganlah memutuskan untuk menjudikan hidup berdasarkan rasa mabuk cinta yang sangat sementara itu.
Lalu, bagaimana jika sudah terlanjur salah?
Cobalah pikirkan yang ini.
Orang yang berani mengkhianati janji suci pernikahannya, pasti karena merasa aman bahwa pasangannya adalah orang yang lemah, yang tidak akan mampu menghukumnya dengan tegas.
Ibu Linna dan saya, selain tidak ada niat untuk berkhianat, masing-masing dari kami tahu pasti bahwa kami tidak akan memaafkan pengkhianatan, apa pun alasannya, walaupun ada anak atau tidak.
Kesabaran memang tidak ada batasnya, tapi pengkhianatan pernikahan adalah masalah pelanggaran kehormatan dan penistaan hak bagi kehidupan yang baik.
Sehingga,
Kita bisa melanjutkan kesabaran dengan pasangan yang mengkhawatirkan, atau melanjutkan kesabaran dalam kemadirian yang lebih bebas memilih.
Jiwa yang dinistai dan tetap memaafkan, adalah jiwa yang sangat mulia karena besarnya keikhlasan dalam mengupayakan perbaikan, sambil mengabaikan adanya kemungkinan baik pada pilihan yang lain.
Jiwa yang dinistai dan memutuskan akhir dari hubungan, tetap bisa memaafkan dan memilih untuk memantaskan diri bagi kehidupan dan belahan jiwa yang lebih baik, sambil menjunjung tinggi hak untuk berbahagia yang dianugerahkan oleh Tuhan.
Maka, adik-adikku yang masih panjang masa depannya,
Putuskanlah yang baik bagimu, atau engkau tak baik bagi siapa pun.

Semua kebaikan yang berjalan lambat, pantas untuk dicurigai sebagai keburukan yang menyamar.
Keburukan membisikkan kalimat-kalimat yang paling ramah kepada hati yang peragu, yaitu untuk berhati-hati, untuk memikirkan dengan matang, dan untuk menunda jika bisa ditunda.
Berhati-hati karena bijak, tidak bisa disamakan dengan lambat karena takut.
…Lambat karena alasan tak berdasar, adalah pengerdilan hidup.
Marilah kita bersegera bergerak menuju kebaikan, karena keburukan dan kelemahan hidup menyukai orang yang malas.

  1. Oktober 7, 2011 pukul 3:29 pm

    Pak Mario Teguh kata”nya emang selalu bijak. . . .

  2. Andi Aryatno
    Oktober 7, 2011 pukul 3:46 pm

    iya. . . , kata”nya bijak semua. . . , 🙂
    nggak kaya aku yang nggak bisa berkata bijak. . . 😀

  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar